Dalam al-Qur’an, Allah SWT menceritakan kepada kita bahwa ketika Qabil membunuh saudaranya Habil karena hasad yang menggelora di hati, Habil kebingungan melihat jasad kaku saudaranya itu membujur di tanah. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
Allah SWT kemudian mengutus seekor burung gagak untuk mengajarkan Qabil bagaimana mengurus sesosok jenazah. Dalam beberapa riwayat diceritakan, burung gagak tersebut mempertontonkan adegan ia menguburkan jasad seekor gagak lainnya yang telah mati.
Melihat hal tersebut, barulah Qabil tahu bagaimana ia harus melakukan kepada jasad saudaranya, dengan penuh penyesalan, ia kemudian menguburkan jasad Habil.
Yang menjadi pertanyaan kita, mengapa Allah SWT mengutus burung gagak untuk mengajarkan Qabil tentang cara menguburkan mayat? Apa hikmah yang terkandung di balik ini?
Seperti kita ketahui, pembunuhan Habil oleh Qabil merupakan pembunuhan pertama di muka bumi. Kejadian ini dikisahkan dalam kitab suci, baik Al-Qur’an maupun Taurat (Perjanjian Lama).
Lantas mengapa burung gagak? Penelitian ilmiah membuktikan bahawa gagak merupakan jenis burung paling cerdas dan paling bijak yang ada di muka bumi ini. Hal ini dengan kenyataan bahawa di antara banyak burung, gagak memiliki otak yang paling besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Selain itu,kajian juga menunjukkan bahawa gagak hidup dalam komuniti yang memiliki sistem ‘keadilan’ yang istimewa. Bila ada seekor gagak yang melanggar ‘norma gagak’, maka gagak tersebut akan diadili dalam komuniti gagak tersebut, dan setiap pelanggaran peraturan akan dikenakan tindakan yang sesuai dengan jenis kesalahan.
Beberapa hasil penelitian di dunia gagak yang mengejutkan adalah seperti berikut:
– Bila seekor gagak mengambil makanan milik gagak yang masih kecil (bayi), maka gagak pencuri tersebut akan dihukum dengan cara bulunya dicabut oleh gagak-gagak lain sehingga ia tidak lagi boleh terbang dalam beberapa waktu seperti gagak yang masih bayi tadi.
– Bila seekor gagak merampas atau merusak sarang milik gagak lain, maka gagak penjenayah tersebut akan diadili dengan cara diwajibkan membuat sarang baru sebagai ganti yang telah ia rosak.
– Bila seekor gagak menyetubuhi gagak betina lain, maka gagak tersebut akan dihukum mati dengan cara dipatuk oleh gagak-gagak lain nya dengan paruh mereka.
Yang menarik nya, proses pengadilan terhadap gagak yang bersalah tersebut dilakukan ditengah ladang atau padang yang luas, yang mana para pembesar gagak akan hadir dalam waktu yang telah ditentukan, dan terdakwa akan diseret sedemikian rupa ke padang tersebut. Gagak yang mengaku bersalah akan mengulaikan kepaknya dan berhenti bersuara seolah-olah akur dengan kesalahan yang telah dia lakukan.Manakala gagak yang lain akan melihat gagak yang bersalah tadi dikenakan hukuman sebgai pengajaran buat mereka. Hal ini semestinya sama sekali dengan proses keadilan hudud yang ada didalam undang-undang Islam
Ketika seekor gagak bersalah dijatuhkan hukuman mati, maka gagak-gagak lain akan bertindak sebagai pelaksana, mereka akan mematuk-matuk paruh mereka kepada gagak penjenayah tersebut hingga mati.Hal ini juga adalah sama seperti proses hukuman terhadap manusia yang sudah berkahwin tetapi berzina. Maka hukuman rejam akan dilakukan sehingga orang yang bersalah itu mati.Proses rejaman pula dilakukan oleh masyarakat yang melihat dan melalui kawasan tersebut.
Namun setelah mati, para gagak itu tidak akan membiarkan jasad saudara mereka begitu saja. Para gagak itu akan menyeret mayat gagak tersebut ke sebuah tempat, lalu mereka menggais-ngais tanah untuk membuat lubang, dan mereka pun lantas menguburkannya sebagai penghormatan.
Penelitian terhadap gagak ini telah dilakukan para ahli zoologi selama bertahun-tahun, dan kesimpulan ini sangatlah mengejutkan.
Mari kita simak kembali firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 27-31:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَإِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٢٧﴾
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ ﴿٢٨﴾
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ. ٢٩
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٣٠﴾
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَهَٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي ۖ فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ ﴿٣١﴾
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”
28. “Sungguh, jikalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
29. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
31.Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya[410]. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Subhanallah,sungguh hebat ciptaan Allah sehinggakan manusia yang menganggap dirinya itu mulia pun belajar daripada apa yang ditunjukkan oleh gagak. Semoga kita mengambil iktibar daripada kisah ini dan memuji kebesaran Allah.
sumber https://suaramedia.org/
Kode 300 x 250
Allah SWT kemudian mengutus seekor burung gagak untuk mengajarkan Qabil bagaimana mengurus sesosok jenazah. Dalam beberapa riwayat diceritakan, burung gagak tersebut mempertontonkan adegan ia menguburkan jasad seekor gagak lainnya yang telah mati.
Melihat hal tersebut, barulah Qabil tahu bagaimana ia harus melakukan kepada jasad saudaranya, dengan penuh penyesalan, ia kemudian menguburkan jasad Habil.
Yang menjadi pertanyaan kita, mengapa Allah SWT mengutus burung gagak untuk mengajarkan Qabil tentang cara menguburkan mayat? Apa hikmah yang terkandung di balik ini?
Seperti kita ketahui, pembunuhan Habil oleh Qabil merupakan pembunuhan pertama di muka bumi. Kejadian ini dikisahkan dalam kitab suci, baik Al-Qur’an maupun Taurat (Perjanjian Lama).
Lantas mengapa burung gagak? Penelitian ilmiah membuktikan bahawa gagak merupakan jenis burung paling cerdas dan paling bijak yang ada di muka bumi ini. Hal ini dengan kenyataan bahawa di antara banyak burung, gagak memiliki otak yang paling besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya.
Selain itu,kajian juga menunjukkan bahawa gagak hidup dalam komuniti yang memiliki sistem ‘keadilan’ yang istimewa. Bila ada seekor gagak yang melanggar ‘norma gagak’, maka gagak tersebut akan diadili dalam komuniti gagak tersebut, dan setiap pelanggaran peraturan akan dikenakan tindakan yang sesuai dengan jenis kesalahan.
Beberapa hasil penelitian di dunia gagak yang mengejutkan adalah seperti berikut:
– Bila seekor gagak mengambil makanan milik gagak yang masih kecil (bayi), maka gagak pencuri tersebut akan dihukum dengan cara bulunya dicabut oleh gagak-gagak lain sehingga ia tidak lagi boleh terbang dalam beberapa waktu seperti gagak yang masih bayi tadi.
– Bila seekor gagak merampas atau merusak sarang milik gagak lain, maka gagak penjenayah tersebut akan diadili dengan cara diwajibkan membuat sarang baru sebagai ganti yang telah ia rosak.
– Bila seekor gagak menyetubuhi gagak betina lain, maka gagak tersebut akan dihukum mati dengan cara dipatuk oleh gagak-gagak lain nya dengan paruh mereka.
Yang menarik nya, proses pengadilan terhadap gagak yang bersalah tersebut dilakukan ditengah ladang atau padang yang luas, yang mana para pembesar gagak akan hadir dalam waktu yang telah ditentukan, dan terdakwa akan diseret sedemikian rupa ke padang tersebut. Gagak yang mengaku bersalah akan mengulaikan kepaknya dan berhenti bersuara seolah-olah akur dengan kesalahan yang telah dia lakukan.Manakala gagak yang lain akan melihat gagak yang bersalah tadi dikenakan hukuman sebgai pengajaran buat mereka. Hal ini semestinya sama sekali dengan proses keadilan hudud yang ada didalam undang-undang Islam
Ketika seekor gagak bersalah dijatuhkan hukuman mati, maka gagak-gagak lain akan bertindak sebagai pelaksana, mereka akan mematuk-matuk paruh mereka kepada gagak penjenayah tersebut hingga mati.Hal ini juga adalah sama seperti proses hukuman terhadap manusia yang sudah berkahwin tetapi berzina. Maka hukuman rejam akan dilakukan sehingga orang yang bersalah itu mati.Proses rejaman pula dilakukan oleh masyarakat yang melihat dan melalui kawasan tersebut.
Namun setelah mati, para gagak itu tidak akan membiarkan jasad saudara mereka begitu saja. Para gagak itu akan menyeret mayat gagak tersebut ke sebuah tempat, lalu mereka menggais-ngais tanah untuk membuat lubang, dan mereka pun lantas menguburkannya sebagai penghormatan.
Penelitian terhadap gagak ini telah dilakukan para ahli zoologi selama bertahun-tahun, dan kesimpulan ini sangatlah mengejutkan.
Mari kita simak kembali firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surah al-Maidah ayat 27-31:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَإِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٢٧﴾
لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لِأَقْتُلَكَ ۖ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ ﴿٢٨﴾
إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ. ٢٩
فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٣٠﴾
فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الْأَرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْءَةَ أَخِيهِ ۚ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَهَٰذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْءَةَ أَخِي ۖ فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ ﴿٣١﴾
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!.” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.”
28. “Sungguh, jikalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
29. “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim.”
30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
31.Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya[410]. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Subhanallah,sungguh hebat ciptaan Allah sehinggakan manusia yang menganggap dirinya itu mulia pun belajar daripada apa yang ditunjukkan oleh gagak. Semoga kita mengambil iktibar daripada kisah ini dan memuji kebesaran Allah.
sumber https://suaramedia.org/